Minggu, 10 April 2016

Arthur Shophenhauer

Kehidupan Arthur Shophenhauer


Pada tahun 1833, Dia hidup sebagai bujang kaya berkat warisan orangtuanya. Schopenhauer hidup dengan ketakutan kerena dia merasa terancam. Oleh sebab itu, dia sering tidur dengan pistol di sampingnya. Ia banyak menerbitkan tulisan, namun tidak laku dijual. Dia sendirilah yang membeli buku karya tulisannya untuk disimpan. Beberapa tahun menjelang akhir hidupnya, barulah ia terkenal. Buku yang disimpannya itupun diedarkannya. Schopenhauer hidup sendiri. rencana pernikahannya selalu berantakan. Dia menganggap hidup dengan banyak orang memuakkan dan membuang waktu baginya Ia menhina dan mengejek Kaum wanita sebagai “para karikatur”

Komentar

Kehidupan arthur sangatlah dipenuhi oleh ketakutan dan rasa pesimisme yang amat sangat, itulah yang membuatnya beranggapan bahwa  kesadaran manusia terbukti lebih kuat dibandingkan nafsu dan keinginannya, dan bahwa karena itu ia juga mampu memperhatikan keadaan kepentingan orang lain, di dalam hal ini berarti bahwa manusia bukanlah makhluk egois sebagai mana yang dipikirkan oleh Schopenhauer. Namun, jika kesadaraan bisa menguatkan manusia menyangkal diri dan berbela rasa, bukankah demikian kehendak untuk hidup itu sendiri bukan merupakan dasar dari segalanya?

Ajarannya tentang filsafat keinginan

Schopenhauer sendiri berpendapat bahwa keinginan manusia adalah sia-sia, tidak logika, tanpa pengarahan dan dengan keberadaan, juga dengan seluruh tindakan manusia di dunia. Schopenhauer berpendapat bahwa keinginan adalah sebuah keberadaan metafisikal yang mengontrol tindak hanya tindakan-tindakan individual, agent, tetapi khususnya seluruh fenomena yang bisa diamati. Keinginan yang dimaksud oleh Schopenhauer ini sama dengan yang disebut dengan Kant dengan istilah sesuatu yang ada di dalamnya sendiri.
Pandangan filosofis Schopenhauer melihat bahwa hidup adalah penderitaan. Schopenhauer menolak kehendak. Apalagi dengan kehendak untuk membantu orang menderita. Ajaran Schopenhauer menolak kehendak untuk hidup dan segala manifestasinya, namun ia sediri takut dengan kematian. I'AM STAYING HERE

Kesimpulannya
Pesimisme Arthur shophenhauer merupakan pengalaman hidupnya tentang penderitaan, sehingga ia beranggapan keinginannya adalah sia-sia dan tak berarti oleh karena itu ia lebih cenderung memahami ajaran budism untuk lebih mencapai nirvana dan menolak kehendak untuk hidup, walaupun ia sendiri takut akan kematian.

Referensi
http://yufiali.weblog.esaunggul.ac.id/2014/04/10/kehendak-di-dalam-ajaran-schopenhauer/
https://id.wikipedia.org/wiki/Arthur_Schopenhauer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar